Ada banyak iklan untuk produk dan prosedur membesarkan atau memperpanjang penis. Seperti sejumlah besar pompa, pil, olahraga, dan operasi mengklaim dapat menambah panjang dan lebar penis seseorang.
Namun, ada sedikit dukungan ilmiah untuk metode non-surgical untuk memperbesar penis. Dan tidak ada organisasi medis terpercaya yang mendukung operasi penis hanya karena alasan kosmetik. Sebagian besar teknik yang diiklankan itu sebenarnya tidak berfungsi. Bahkan beberapa di antaranya malah merusak penis. Berpikir dua kali sebelum mencoba produk atau iklan-iklan yang menjanjikan dapat memperbesar penis lebih dari sebelumnya.
Ukuran penis yang normal dan tidak
Banyak pria berpikir kalau penis terlalu kecil tidak bisa memuaskan pasangannya saat berhubungan seksual. Sehingga memiliki penis kecil membuat mereka tidak percaya diri. Ukuran penis dianggap normal ketika panjangnya 13 cm lebih saat ereksi. Penis dianggap kecil hanya jika ukurannya kurang dari 7,5cm saat ereksi. Ini adalah kondisi yang disebut mikropenis.
Jangan percaya iklan
Banyak perusahaan menawarkan jenis perawatan pembesaran penis nonsurgical. Promosi dalam iklan mereka juga tampak serius sampai menyertakan dukungan dari peneliti ‘ilmiah’. Jika melihat lebih dekat, maka akan melihat bahwa klaim tentang seberapa aman dan seberapa baik kerjanya itu belum terbukti.
BACA JUGA : 7 Terapi Disfungsi Ereksi: Dari yang Paling Populer hingga Jarang Diketahui tapi Ampuh Menyembuhkan
Dan produk ini mungkin mengandung bahan berbahaya yang tidak tercantum di label. Pemasar mengandalkan iklan dengan orang-orang yang merekomendasikan produk. Pemasar juga dapat menggunakan data yang tidak akurat dan dipertanyakan sebelum dan sesudah foto. Suplemen diet tidak memerlukan persetujuan dari Food and Drug Administration Amerika Serikat. Jadi produsen tidak perlu membuktikan seberapa aman suatu produk atau apakah produk itu berfungsi.
Produk pembesar penis
Sebagian besar metode pembesar penis yang diiklankan tidak berhasil malah beberapa bisa menyebabkan kerusakan penis secara permanen. Ini produk-produk dan teknik yang paling banyak dipromosikan untuk membesarkan penis:
- Pil dan losion: Ini biasanya mengandung vitamin, mineral, herbal, atau hormon yang diklaim produsen memperbesar penis. Tak satupun dari produk ini yang terbukti berhasil dan beberapa mungkin berbahaya.
- Pompa vakum: Karena pompa menarik darah ke penis, membuatnya membengkak, terkadang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi.
- Olahraga: Kadang disebut jelqing, olahraga ini menggunakan gerakan tangan untuk mendorong darah dari pangkal ke kepala penis. Meskipun teknik ini tampaknya lebih aman daripada metode lain, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikannya. Dan itu dapat menyebabkan pembentukan bekas luka, rasa sakit, dan bahkan cacat.
- Stretching: Peregangan melibatkan pemasangan alat tandu atau alat pemanjang, juga disebut sebagai alat traksi penis ke penis untuk ketegangan lembut.
Beberapa penelitian kecil telah melaporkan peningkatan panjang satu hingga tiga sentimeter dengan perangkat ini. Namun, aktivitasnya mungkin tidak nyaman. Selain itu, dibutuhkan komitmen minimal empat hingga enam jam sehari selama berbulan-bulan untuk melihat hasilnya.
Pembedahan berisiko dan mungkin tidak berhasil
Studi operasi untuk memanjangkan atau menebalkan penis telah menemukan hasil yang beragam dalam keamanan, apakah itu bekerja (efektivitas) dan kepuasan pasien. Paling-paling operasi dapat memberikan sedikit peningkatan pada ketebalan penis. Pembedahan bisa menambahkan peningkatan panjang pada penis yang tidak ereksi namun itu sama sekali tidak mengubah panjang penis sebenarnya.
Operasi paling buruk bisa mengakibatkan komplikasi seperti infeksi, jaringan parut, hingga hilangnya sensasi atau fungsi penis.
Metode bedah pembesaran penis bukan untuk tujuan kosmetik
Kebutuhan untuk operasi pembesaran penis jarang terjadi. Operasi biasanya diperlukan karena penis bermasalah sejak lahir atau terjadi cedera. Namun beberapa ahli bedah malah menawarkan pembesaran penis kosmetik.
Teknik yang digunakan pun bermacam-macam. Hanya saja pembesaran penis untuk tujuan kosmetik kontroversial karena dianggap oleh banyak ahli tidak perlu bahkan bisa membahayakan. Operasi pembesaran penis belum cukup penelitian untuk memberikan gambaran akurat tentang manfaat dan risikonya.
Contoh operasi yang dilakukan untuk menambah panjang atau ketebalan penis antara lain adalah:
- Memotong ligamen suspensor: Ini adalah prosedur pembedahan yang paling banyak digunakan untuk memanjangkan penis yang melibatkan pemotongan ligamen suspensori yang menempelkan penis ke tulang kemaluan.
- Injeksi lemak: Tujuannya untuk membuat penis lebih tebal dengan mengambil lemak dari bagian tubuh yang berdaging kemudian menyuntikkannya ke batang penis.
- Pencangkokan jaringan: Teknik lain untuk menambah lebar atau panjang adalah dengan pencangkokan jaringan yang melibatkan pengambilan sepotong kulit dan lapisan lemak dari bagian lain di tubuh. Cangkok ini dijahit ke batang penis. Implan penis: Operasi ini melibatkan penempatan bahan di bawah kulit penis agar terlihat lebih tebal.
Risiko dan efek samping pembesaran penis
Risiko intervensi pembesaran penis bervariasi menurut metodenya. Mereka termasuk:
- Distorsi, pembengkakan, dan infeksi akibat pembedahan
- Kerusakan pada jaringan penis yang dapat menyebabkan ereksi lebih lemah
- Kebutuhan untuk mengulangi intervensi untuk menjaga ketebalan, dalam kasus suntikan lemak
- Peningkatan perhatian dan stres jika orang tersebut tidak melihat perbaikan
- Membuang-buang uang untuk produk yang tidak berfungsi.
Tips untuk meningkatkan kehidupan seks
Perasaan negatif tentang ukuran penis dapat menghambat kenikmatan seks dan kualitas hidup seseorang. Sebagian besar metode pembesaran penis tidak meningkatkan ukuran penis. Namun, tips di bawah ini membantu mencegah kecemasan atau meningkatkan kehidupan seks seseorang tanpa mengubah ukuran penis:
- Konseling untuk membantu membangun harga diri dan mengoreksi ide-ide menyimpang terkait dengan citra tubuh
- Memangkas rambut kemaluan untuk membuat penis terlihat lebih besar
- Berolahraga secara teratur dapat membantu mengatur berat badan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan dan mungkin membantu meningkatkan fungsi ereksi
- Mengelola berat badan Mencari bantuan untuk kondisi kesehatan seperti depresi atau kondisi jantung yang dapat memengaruhi libido atau kemampuan fisik untuk aktif secara seksual
- Melakukan diet yang kaya akan buah dan sayuran segar serta rendah makanan olahan maupun tambahan lemak dan gula
- Berbagi kekhawatiran dengan pasangan
- Mencoba cara baru dalam berhubungan seks seperti melakukan seks oral atau menggunakan sex toys selama foreplay.
Prof Wimpie juga menyayangkan banyaknya iklan-iklan di masyarakat yang mengklaim bisa memperbesar penis. Hal ini menurutnya bisa menyesatkan masyarakat. Prof Wimpie menghimbau agar para pria tidak mudah tertipu oleh iklan-iklan menyesatkan semacam itu, karena tidak ada cara yang bisa memperbesar penis.
Senada dengan itu, Dr. Andri Wanananda, MS, dalam konsultasi kesehatan detikHealth juga menyebutkan bahwa penis pria tidak bisa diperpanjang atau dibesar.
Menurutnya, jaringan otot, saraf dan pembuluh darah penis tidak seperti jaringan anggota badan yang bisa dilatih di tempat fitness centre agar lebih tampak 'macho'. Karena itulah mengapa penis tidak bisa dibentuk panjang atau besar dari bentuk aslinya.
"Penis yang berukuran mungil tetap bisa melakukan hubungan seksual dengan baik, karena G-spot, zona paling erotik di atas dinding vagina, hanya berjarak 3-5 cm dari 'pintu' depan vagina. Yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman pada istri mengenai kondisi penis yang tidak mungkin dipanjangkan atau dibesarkan," jelas Dr. Andri Wanananda, MS, seksolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta.
Penis mungkin masih bisa dibesarkan pada laki-laki yang mengalami gangguan hormon, yang disebut dengan mikropenis. Namun itu pun sebaiknya dilakukan sebelum laki-laki mengalami pubertas. Gangguan ini bisa diatasi dengan pengobatan hormon yang paling efektif dilakukan sebelum anak berusia 12 tahun (sebelum pubertas).
Seperti halnya penis yang tidak bisa diperbesar, psikolog seksual Zoya Amirin menjelaskan bahwa penis juga tidak bisa diperkecil, termasuk dengan cara masturbasi.
"Penis itu size-nya sudah seperti itu, dibawa ke Mak Erot juga sebenarnya nggak akan bisa dibesarkan. Jadi gimana caranya dengan masturbasi bisa membuat penis mengecil? Secara klinis tidak bisa," jelas Zoya, yang juga anggota dari Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI).
Kapan harus ke dokter?
Jika kekhawatiran tentang ukuran penis memengaruhi kualitas hidup seseorang, mungkin ada baiknya untuk mengunjungi dokter. Dokter akan dapat membantu memutuskan apakah ada masalah kesehatan yang harus diatasi, Kekhawatiran yang berlebihan tentang ukuran penis dapat menyebabkan depresi, kecemasan seksual, dan disfungsi seksual. Orang tersebut mungkin mengalami kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi dan mengalami kurangnya kepuasan seksual. Center of Excellences (COE) di Eka Hospital sendiri menyediakan program pelayanan terkait dengan kesehatan alat vital manusia. Program itu adalah Urology & Couple Clinic.
Baca artikel detikHealth, "Jangan Tertipu, Mr P Tidak Bisa Diperbesar atau Perpanjang" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1792093/jangan-tertipu-mr-p-tidak-bisa-diperbesar-atau-perpanjang.
0 Komentar